Once upon a time in Derawan Island

” Wah mank.. kok tas nya gak keluar-keluar !!”, itulah kalimat pertama yang saya ucapkan setelah menyadari bahwa tas carrier Deuter saya ternyata HILANG !!!
Astagaa !!! Itu adalah tas kesayangan saya yang udah nemenin saya kemana-mana. Tanpa bermaksud lebay, tas norak berwarna oranye itu adalah belahan hati saya.
Saya tetap menunggu di depan conveyer belt di airport Berau sambil berharap tas saya tiba-tiba bisa nongol dengan sendirinya. Bagaimana gak sedih, semua pakaian saya ada di tas itu. Belum lagi alat snorkling yang baru saya beli juga ada di dalam tas tersebut. Namun, harapan berbeda dari kenyataan. Seorang petugas dari penerbangan Trigana pun akhirnya memberikan saya sebuah form laporan kehilangan bagasi untuk diisi. Yang lebih dongkolnya lagi ternyata tas saya mengalami salah tag waktu check in di Banjarmasin. Berat tas carrier saya yang seharusnya 10 kg lebih ternyata hanya ditandai seberat 3 kg saja. Mobil jemputan yang akan membawa kami ke pelabuhan Tanjung Batu sudah menunggu di depan dan speedboat yang sudah kami pesan pada sore hari itu pun sudah siap menanti kami di pelabuhan. Dengan berharap bahwa tas saya masih bisa ketemu, kami pun melanjutkan perjalanan karena hari sudah mulai gelap.

erport BerauPerjalanan darat dari airport menuju ke pelabuhan Tanjung Batu memakan waktu sekitar 3 jam. Untuk pertualangan kami kali ini, kami menyewa seorang guide local yang akan membantu kami menjelajahi keindahan Kepulauan Derawan selama 6 hari.
Hari sudah malam ketika kami sampai di pelabuhan. Speedboat yang sudah menanti kami pun langsung tancap gas menuju ke Pulau Derawan. Malam itu bulan bersinar sangat terang sehingga membuat perjalanan dengan speedboat terkesan romantis. Begitu sampai di penginapan, kami pun langsung menyantap makan malam pertama kami di Pulau Derawan. Nama tempat penginapan kami adalah Sari Cottage dengan model kamar-kamar kecil yang letaknya menjorok ke arah laut. Kamar yang terbuat dari kayu ini dilengkapi dengan tv, ac dan sebuah kamar mandi yang berukuran kecil.
Sedih deh rasanya kehilangan tas. Pakaian yang ada hanyalah yang nempel di badan. Saya pun kemudian membeli kaos dan celana pendek. Untuk celana dalam, saya minta kolor KERTAS punya Amank dengan janji nanti akan saya cuci dan saya kembalikan. hahaha 
derawan at nightMalam itu kami berjalan-jalan santai dengan rasa pengen tau bagaimana sih kehidupan di Derawan. Setengah jam kemudian kami sudah kembali ke tempat penginapan dengan menyadari bahwa tempat ini kecil sekali. Kami berjalan kaki dari RT. 1 ke RT. 4 and that’s it. Hanya ada 4 RT di sini. Malam itu kami nongkrong di tempat penginapan ditemani oleh seorang anak muda lokal ( keponakan guide kami ) yang untuk beberapa hari kemudian ternyata menjadi teman baik kami selama di sana. Air laut yang dangkal pada malam itu terlihat jernih diterangi oleh lampu neon penginapan. Kami melihat begitu banyak bulu babi yang jumlahnya ratusan bertebaran di sekitar area penginapan. Nah, karena kami pernah melihat di tv bahwa bulu babi ini di Jepang dan di Korea merupakan sebuah kuliner yang mahal, kami pun berpesan kepada sahabat baru kami supaya kami harus bisa mencicipi bulu babi tersebut sebelum kami pulang nanti.

Pagi itu kami bangun agak kesiangan. Setelah sarapan kami diajak berkeliling Pulau Derawan dengan berjalan kaki. Gak ada penjelasan yang banyak selama kami berkeliling oleh guide kami dan kami pun jadi males tanya-tanya ngeliat dia rada ogah-ogahan.
Tidak banyak yang kami lakukan pada hari itu selain bersantai-santai di warung di depan penginapan. Di warung ini ternyata dijadikan tempat ngumpulnya para pengemudi speed boat. Mendengarkan cerita-cerita dari mereka sungguh menyenangkan dan pastinya lucu-lucu. Rata-rata tentang guyonan mereka sesama pelaut. Jadilah kami selama liburan kami di Derawan sering banget nongkrong bareng mereka.

Sore hari kami diajak snorkling. Inilah pertama kalinya kami melihat keindahan taman laut Derawan. Gak heran kenapa kepulauan ini begitu terkenal sampai ke luar negeri. Ikan-ikan yang kami lihat berwarna warni dengan ukuran berbagai macam. Satu hal yang menurut saya mengejutkan adalah di sini saya ketemu penyu yang ukurannya kaya meja saya !! Beesarrrr banget pokoknya. Saya sempet kaget waktu pertama kali liat. Haha. Maklum biasanya cuma liat di tv pas nonton Nat Geo atau Discovery Channel.

fishy

kumpulan ikan warna-warni yang cantik

sea turtle

Penyu Hijau yang segede Gaban

Sore harinya, kami menikmati pemandangan sunset dari dermaga. Melihat matahari turun secara perlahan dan memantulkan cahaya keemasannya di permukaan laut.

derawan dive resort

Derawan Dive Resort (penginapan paling OK di pulau derawan)

sunset 1

menikmati sunset di pulau derawan

Malam itu kami diajak untuk berpartisipasi dalam acara pelepasan anak penyu ke laut. Banyak sekali turis yang mengikuti acara ini. Setelah berhasil rebutan, Amank dan saya masing-masing mendapatkan seekor anak penyu. Kami melepaskan anak penyu tersebut ke laut sambil berdoa bahwa suatu hari nanti mereka akan bisa kembali lagi ke tempat ini dan bertelur lebih banyak lagi.

anak penyu

ciuman perpisahan dulu sebelum berpisah 😦

suasana pelepasan penyu

suasana malam pelepasan penyu (mirip2 konser SUJU :D)

Keesokan harinya, kami diajak pergi ke Pulau Gusung sekitar 30 menit naik speed boat dari Pulau Derawan. Uniknya, pulau ini hanya muncul pada waktu air sedang surut. Ukurannya tidak terlalu besar dan isinya pasir semua. Amank dan saya pertama kalinya melihat rumah ikan Nemo di sini. Bentuknya lucu dan kalo dipegang agak lengket-lengket.

gusung

in the middle of Gusung

nemo's house

Rumah si Nemo

Setelah itu kami dibawa ke beberapa titik lagi tempat snorkling yang karangnya jauh lebih bagus dari yang saya liat kemaren. Karangnya berwarna-warni dan ikannya pun lebih banyak lagi. Malam itu kami kembali nongkrong bareng di warung sambil makan malam sebelum akhirnya beristirahat.

Keesokan harinya kami diantar ke Pulau Maratua. Kami sudah memesan kamar di sebuah resort di sana. Resortnya keren banget. Jenis kamar yang kami tempati adalah water villa. Di belakang kamar ada sebuah balcony yang cukup luas persis menghadap ke laut biru. Siang itu kami mempraktekan ” The Art of Doing Nothing”. Berjemur di balkon sambil dengerin lagu.maratua resort

Maratua Dive Resort (water Villa)

santai di resort maratua

berasa di Maldive 😀maratua in sunset
Maratua Dive Resort saat menjelang senja

maratua resort at night

Maratua Dive Resort Beach Chalets malam hari

Menjelang sore, kami pun snorkling di kawasan resort. Karang-karangnya nampak biasa saja. Tidak sebagus seperti yang saya lihat kemaren. Pas saat saya mau naik, saya melepas fins saya dan karena tidak hati-hati kaki saya menendang karang yang nempel di dermaga. Jadilah darah segar netes gak berhenti-berhenti. Luka robeknya lumayan panjang. 
Dengan menggunakan kapal kayu, kami mengunjungi Nabucco Island yang terletak tidak jauh dari tempat kami menginap. Di sini juga terdapat sebuah resort yang bagus dengan pohon-pohon rindang menghiasi sekelilingnya. Sebagian kamarnya terletak di atas batu karang yang besar.

nabucco island

Pulau Nabuko

nabuco resort

Nabuko Dive Resort

Kembali ke Maratua, kami pun siap-siap untuk menikmati malam pergantian tahun. Makan malamnya lumayan enak dengan jenis prasmanan. Setelah itu ada beberapa permainan yang diselenggarakan oleh pihak hotel untuk para tamu. Amank dan saya pun sempat mengikuti beberapa permainan ini. Namun sayangnya kami kalah sehingga tidak mendapatkan hadiah apa-apa. Acara ini kebanyakan yang ikut adalah om-om dan tante-tante sehingga Amank dan saya pun merasa agak sedikit bosan dan memutuskan untuk kembali ke kamar sebelum jam 12. Tepat jam 12, terlihat beberapa kembang api yang dinyalakan oleh warga Maratua. Amank dan saya pun saling mengucapkan selamat tahun baru dan langsung tertidur pulas.

Pagi itu kami bangun dengan semangat. Tujuan kami adalah ke Pulau Kakaban. Kami snorkling di sebuah danau yang isinya adalah ubur-ubur yang jumlahnya buanyak sekali. Ubur-ubur ini tidak beracun sehingga menyebabkan kita bisa snorkling sepuasnya tanpa perlu takut disengat oleh ubur-ubur itu. Bentuk dan gaya berenangnya lucu. Saya gak bisa menolak untuk memegang beberapa diantaranya. Sesuatu yang sangat menarik adalah bahwa hanya terdapat dua pulau seperti ini di dunia. Satu terletak di Palau, Philippines dan yang satunya lagi adalah di Pulau Kakaban ini. Snorkling di tempat ini memberikan sensasi tersendiri buat kami. Selanjutnya, snorkling kita lanjutkan di depan dermaga pintu masuk Pulau Kakaban. Karena kondisi kaki saya yang luka tampaknya tambah parah, saya pun memilih untuk tinggal di dalam kapal. Amank menobatkan tempat ini adalah tempat terbaik untuk snorkling. Karang-karangnya lebih beragam dan penuh warna. Ikan-ikannya pun bentuknya aneh-aneh katanya.

derawan-lake

Pulau Kakaban

jelly fish

Snorkling bersama ubur-ubur

jelly fish2

ubur-ubur bulan (Aurelia aurita) salah satu jenis ubur-ubur yang ada di Pulau Kakaban

Kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Sangalaki di mana kami berharap sekali bisa menemukan Manta yang berukuran besar. Ini sebenernya adalah salah satu keinginan terbesar kami ketika kami memutuskan untuk berlibur ke Kepulauan Derawan. Namun sayang sekali, hujan turun dengan derasnya disertai oleh gelombang besar di sepanjang perjalanan. Kami memutuskan untuk turun ke Pulau Sangalaki sambil menunggu cuaca agak reda. Pulau ini tampak biasa saja. Kami melihat beberapa anak penyu dalam penangkaran. Cuaca tidak terlihat menjadi lebih baik. Dengan sedih dan patah semangat, kami pun memutuskan untuk kembali ke Pulau Derawan.

Anak2 penyu

anak-anak penyu yang siap untuk dilepas

Sore itu niat kami untuk mencicipi bulu babi pun kesampaian. Bulu babi itu dipecahin dan isinya kami makan mentah-mentah. Rasanya mirip dengan daging kepiting namun amis sekali.

bulu babi

Bulu Babi (must try !)

sarang semut

Sarang semut (juga must try !)

kima

Sambal Goreng Kima (sejenis kerang) yang ini paling must try !!!

Malam hari kami kembali nongkrong bareng dan menyantap makan malam terakhir kami di Derawan dengan para pengemudi speedboat sebelum akhirnya kembali beristirahat. Well guys, inilah akhir dari catatan kami. Besok siang kami akan kembali pulang ke Banjarmasin. Buat para pecinta alam bawah laut, saya sangat menyarankan anda untuk mengunjungi tempat ini. Airnya jernih banget dan anda bisa melihat karang-karang yang cantik. Segerombolan ikan yang berenang kesana kemari dengan berbagai macam warna dan ukuran akan sangat mudah anda dapatkan. Sebuah tempat yang patut dibanggakan oleh Indonesia.
Sampai jumpa diperjalanan kami selanjutnya yah !!

Salam manis,

Haidy

*note : tas saya sampai hari ini gak ada kabar beritanya.  hiks. Mungkin Tuhan mau saya belajar untuk lebih rendah hati dan ikhlas. Apapun itu yang kita miliki saat ini bisa saja ilang jika memang Tuhan mengkehendakinya.

Quick note
Lama perjalanan 28 des – 2 jan (6hr, 5malam)

Bjm – balikpapan – berau ; pesawat 1.5 jam
Airport berau – pelabuhan tanjung batu : mobil : 2.5 jam
Tanjung batu – derawan : speedboat : 40 menit

Biaya :
Tiket pesawat : Bjm – Balikpapan – Berau = 2jt/org
Private tour with Guide = 2,5jt/org
Including : transport darat & laut, makan 3x sehari, penginapan 5hr 4malam, alat snorkle.
Tour beberapa pulau
Maratua, Nabucco, Kakaban, Sangalaki,

Maratua paradise (yg kaya di maldives)1hr = 500rb/org
Total biaya = 5jt/org

Menginap di Derawan 4hr, di Maratua 1hr

View of Intrest
Derawan : Penyu Hijau, snorkle, diving
Maratua : best resort (malaysia owner), snorkle, diving
Nabucco : german resort, diving
Kakaban : danau ubur2, best snorkle point. (Tidak ada resort disini)
Sangalaki : resort, Penyu, Ikan Manta (pari jinak)

Lama perjalanan antar pulau di laut
Derawan – Maratua ± 1 jam
Maratua – Nabucco ± 20 menit
Maratua – Kakaban ± 40 menit

Waktu terbaik ke Derawan :
Maret – April (karena ombak tenang, besar kemungkinan ketemu ikan Manta)
Agustus (high sesion buat para Bule)
Desember (high sesion buat turis lokal)