Once upon a time in New Zealand
~Another trip, another adventure~
Untuk pertama kalinya, kami mendapatkan kesempatan berpetualang di New Zealand. Perjalanan kali ini agak sedikit berbeda dari yang sebelumnya karena kami memutuskan untuk menyewa sebuah campervan dan mengendarainya sendiri mengelilingi bagian selatan negara tersebut.
Kami mengajak serta dua teman baik kami Vincent & Iwan. New Zealand merupakan salah satu negara yang mempunyai dataran paling indah di dunia. Ayuk ikuti perjalanan kami berpetualang di atas empat roda !!
Sebelum pergi kami udah pada sibuk belanja-belanja perlengkapan untuk persiapan climate dingin. Maklum, soalnya baru pertama kali pergi ke negara dengan suhu sedingin ini. Penerbangan menuju ke Christchurch memakan waktu cukup lama dengan rute, Jakarta – Singapore – Auckland – Christchurch dengan total (±) 13jam. Kami tiba di Auckland pada jam 11 pagi. Badan rasanya pegel banget karena terlalu lama duduk di pesawat.
Ketidak beruntungan kami alami pada hari itu, dimana pesawat lanjutan kami menuju ke Christchurch dicancel dengan alasan technical problem. Hal-hal kaya gini nih yang bikin jantung jadi deg-degan. Penerbangan yang tersisa hanyalah dengan pesawat Air New Zealand yang mana harga tiketnya pun sangat mahal untuk seukuran kami para backpacker. Mau tidak mau akhirnya kami membelinya supaya schedule kita yang padat tidak terganggu.
Sesampainya di Christchurch jam menunjukan pukul 8 malam. Begitu kami keluar dari Airport, udara terasa begitu dingin menggigit. Wohooo.. Akhirnya kami sampai juga di Christchurch. Perasaan lega yang sangat menggembirakan. Kami menginap semalam di Around The World Hostel. Tempatnya enak banget. Ada dapur yang bisa kita pakai buat masak. Kamar dan toiletnya pun sangat bersih. Salah satu keuntungan dari nginep di hostel adalah kita bisa ketemu para backpackers lainnya dan bertukar cerita.
Malam itu kami berjalan-jalan santai sambil mencari tempat makan untuk mengisi perut yang udah kedengeran musik keroncongnya. Kami melihat beberapa reruntuhan rumah yang hancur disebabkan oleh gempa beberapa bulan sebelumnya. Kami akhirnya menemukan Domino Pizza dan memutuskan untuk menyantap makan malam kami di sana.
Kami bangun dengan penuh semangat 45. Kami sungguh tak sabar untuk merasakan apa yang akan disuguhkan New Zealand untuk kami. Sesampainya di kantor WILDERNESS (tempat kita menyewa campervan), kita sudah ditunggu oleh seorang petugas yang sangat friendly. Penjelasan tentang isi campervan dan ansuransi memakan waktu selama kurang lebih satu jam. Campervan yang kita pakai adalah jenis 6 berth yang bodynya aduhai besar banget. Di dalamnya di lengkapi 3 kasur (satu kasur bisa ditempati untuk dua orang) Dua di antara tiga kasur bisa dilipat dan dijadikan tempat duduk lengkap dengan mejanya. Satu toilet kecil. Wastafel terletak persis bersebelahan dengan kompor gas. Laci-laci sudah terisi lengkap dengan piring, gelas, panci dan perlengkapan memasak lainnya.
acara masak memasak yang kami lakukan setiap hari
Vincent sang koki dan Haidy yang suka ngabisin wine
Tempat perhentian pertama kita adalah supermarket. Di sini kita berbelanja bahan makanan dan keperluan sehari-hari seperti daging, roti, susu,kopi, air mineral, nasi instant dan sebagainya. Nasi instant bentuknya kaya butiran-butiran kecil yang kalo diaduk dengan air hangat bisa berubah bentuk menjadi mirip nasi.
Christchurch to Fox Glacier
Rute perjalanan hari pertama kami adalah menuju ke Fox Glacier. Setelah menyetir selama kurang lebih dua jam, perjalanan kami berubah menjadi menanjak. Jalan agak berliku-liku namun di setiap tikungan tersimpan pemandangan yang sungguh luar biasa. Kami melihat gunung-gunung bersalju yang tampak anggun memberikan suasana damai buat orang yang melihatnya. Waktu kecil saya suka melihat kartu natal atau kalender yang isinya pemandangan-pemandangan seperti ini dan kali ini saya melihatnya secara langsung. Luar biasa keren pemandangannya.
perjalanan dari Christchurch menuju Fox Glacier
Kami mampir di Arthur Pass untuk sekedar meregangkan otot. Niat yang tadinya cuma mampir sebentar akhirnya jadi agak lama. Kami berduduk-duduk di sini menikmati pemandangan sungai dangkal berbatu sambil meminum kopi.
Arthur’s Pass National Park
Pada malam hari kami baru sampai di Gillespies Beach Campsite. Tempatnya gelap banget namun kami masih bisa melihat samar-samar ada beberapa campervan yang sudah datang lebih awal untuk menginap. Di New Zealand ada beberapa campsite yang disediakan gratis dan ada juga yang dikenakan biaya untuk nginep per malamnya. Untuk yang gratis biasanya fasilitas yang diberikan pun sangat basic. Paling cuma disediakan toilet dan biasanya tanpa penerangan yang cukup. Sedangkan untuk campsite yang dikenakan biaya, fasilitasnya cukup lengkap dengan disediakannya listrik untuk recharge ulang battery power supply campervan, pembuangan air kotor dan pengisian ulang air bersih. Pemandangannya juga cenderung lebih bagus.
Kami menyantap makan malam pertama kami di campervan dengan menu spesial (Ind*mie) 😀
Gillespies Beach
Hujan deras menyambut pagi kami hari itu dan kami berharap setelah sarapan nanti hujan akan berhenti dan memberikan kami kesempatan untuk dapat berjalan-jalan di pantai. Namun hujan tak kunjung reda. Akhirnya kami memutuskan untuk turun dan menuju ke pantai dengan gemeteran (dinginn bangettt). Kami menjumpai banyak batu yang ditumpuk-tumpuk menyerupai pancake.
Setelah puas berjalan-jalan di pantai kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Te Anau. Sebelumnya kami ingin mampir untuk meliat Glacier namun di depan jalan terpampang tanda peringatan “Not Allowed for Campervan” akhirnya kami mengurungkan niat kami dan kembali melanjutkan perjalanan.
Sangatlah mudah untuk menyetir di New Zealand. Selain stirnya juga stir kanan (sama seperti di Indonesia), petunjuk-petunjuk jalan dan infomasi lokasi pun sangat banyak dan mudah untuk dilihat. Petunjuk-petunjuk seperti lokasi campsite, dump stations (tempat untuk membuang air kotor dari campervan), tempat-tempat yang mempunyai pemandangan bagus, hotel, motel, gas station dan lain-lainnya sangat mudah di dapat di sepanjang perjalanan. Tak heran jika begitu banyak travellers memilih New Zealand sebagai tempat petualangan mereka.
Kami mampir sebentar di West Coast, Haast. Kami menikmati pemandangan laut biru yang luas. Tempat ini sendiri berada di atas tebing yang curam sehingga tidak memungkinkan kita untuk turun. Tempat yang asik untuk peristirahatan sejenak. Di sepanjang perjalanan kami menjumpai beberapa tempat lagi dengan pemandangan yang bagus dan menarik. Namun kami harus bisa menahan godaan untuk tidak berlama -lama di setiap tempat dikarenakan schedule perjalanan yang padat.
Campervan kami mempunyai tiga septic tank. Septic tank yang pertama adalah untuk menyimpan air bersih yang akan dikeluarkan melewati wastafel atau shower dan pembuangan untuk air kotor (grey water) tersebut akan di tampung di septic tank nomer dua. Sedangkan septic tank yang ketiga digunakan khusus untuk menampung hasil buang air besar dan air kecil dari toilet (black water). ewwwwww…. suka atau tidak ketiga septic tank ini harus dibersihkan dan diisi ulang ketika persediaan air bersih menipis dan tampungan air kotor penuh. Semua proses ini hanya bisa dilakukan di dump station. Untuk meminimalkan gejala muntah-muntah, pusing dan bahkan pingsan waktu membuang air kotor ini, kami menyetujui untuk tidak membuang sesuatu yang “padat” di dalam toilet campervan (bagi yang melanggar akan disuruh tidur di luar TANPA SLEEPING BAG !!!).
Kami mampir di gas station untuk mengisi bahan bakar. Di gas station ini kami menemukan pie yang rasanya luarr biasa enak (WAJIB dicoba) dan isi pienya pun bermacam-macam. Ada yang berisi daging, mushroom dan keju.
Di campervan juga disediakan beberapa kursi dan meja piknik. Sayang kan kalo ga dipake. Kami pun memilih untuk memajukan jam makan malam kami dan menyantapnya di sebuah lapangan rumput di pinggir hutan dengan pemandangan gunung bersalju di belakangnya. Dengan menu Spaghetti dan sebotol wine murah yang kami beli di supermarket, kami betul-betul menikmati makan “malam” kami pada saat itu. Kami juga memutuskan untuk berpetualang masuk ke dalam hutan dan menemukan sebuah sungai dangkal yang berbatu. Setelah mencicipinya, kata Vincent airnya seger banget.
makan sore dengan pemandangan cantik seperti ini !!!
Menyetir pada malam hari di Christchurch memberikan pengalaman unik tersendiri. Sudah gak terhitung lagi berapa kali kami dikagetkan oleh kelinci dan musang yang menyeberang jalan secara tiba-tiba. Terlihat banyak sekali bangkai-bangkai binatang lucu yang super imut ini tergeletak di jalan gara-gara menjadi korban tabrak lari. Sesampainya di daerah Lake Te Anau, saya kembali melihat seekor kelinci liar di halaman sebuah rumah. Saya pun langsung turun dari mobil dan mengendap-ngendap untuk menangkapnya. Rencana sih mau dikasihkan buat Amank yang kebetulan pada malam itu sedang berulang tahun. Namun si kelinci itu langsung meloncat dan hilang di kegelapan malam dalam hitungan detik. Padahal saya sudah berjarak hanya beberapa meter saja dari kelinci itu.
Malam ini kami menginap di campsite gratis yang terletak dipinggir sebuah danau. Setelah makan malam, kami semua langsung tertidur pulas.
Milford Sound
Kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar campsite sebelum meneruskan perjalanan kami menuju ke Milford Sound.
Campsite di dekat Milford Sound
Perjalanan yang harus dilalui cukup jauh. Pada awalnya, kami hanya melihat hutan di kiri dan kanan. Pemandangan yang agak membosankan. Namun setelah kami menyetir cukup lama, kami menemui hamparan padang rumput yang luas dan gunung-gunung dengan selimut saljunya yang khas. Setelah melewati sebuah terowongan panjang, pemandangan langsung berubah menjadi tebing-tebing tinggi. Beberapa air terjun kecil terlihat di sela-sela pepohonan yang menutupi tebing-tebing tersebut. Tiba-tiba hujan salju pun turun. Wohoooo..!!! Inilah saat yang kami nanti-nantikan. Salju terlihat semakin banyak dan kami pun turun di pinggir jalan. Kami begitu gembira dan mulai lempar-lemparan bola salju. Akhirnya kami merasakan juga bagaimana rasanya berdiri di tengah-tengah hujan salju yang jatuh dan akhirnya meleleh membasahi jaket kami (norak dikit gpp dech hehe).
beberapa kilometer mendekati Milford Sound
Milford Sound adalah sebuah destinasi wajib buat mereka yang sedang berada di South Island. Milford Sound sendiri adalah air laut yang membentang sepanjang 15km ke pedalaman yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan hutan. Kami membeli tiket dan berkeliling dengan menggunakan sebuah kapal. Kami melihat dari dekat dan merasakan percikan air terjun yang deras jatuh dari ketinggian 155 meter. Anjing laut juga dapat terlihat santai di atas bebatuan. Namun sayang cuaca pada saat itu sedang tidak bersahabat. Hujannya deras dan angin bertiup kencang. Tebing-tebing tinggi memilih untuk bersembunyi di balik kabut.
Pelabuhan di Milford Sound
Queenstown
Kami sampai di Queenstown pada malam hari dan mampir di McDonald’s untuk mengisi perut. Setelah kenyang, kami langsung menuju ke pusat kota untuk melihat-lihat. Hampir semua toko sudah tutup dan hanya beberapa bar saja yang masih buka. Queenstown adalah salah satu destinasi favourite bagi banyak orang. Beberapa tempat di sekitar sana pernah dipakai untuk lokasi shooting film-film terkenal. Contohnya saja, film Lord of the Rings dan X- Men. Tidak hanya itu saja, para adrenaline junkie pun bisa melakukan bungy jumping, canyon swinging dan jet boating. Kami berjalan kaki di sepanjang dermaga. Hanya terlihat beberapa orang di sana. Di tengah-tengah kesunyian kami melangkah dan hanya diterangi oleh deretan lampu kuning dermaga. Tempat ini saya sarankan pas banget deh buat yang mau honeymoon.
Malam itu kami sih sudah berusaha untuk mencari campsite yang gratis namun tidak kunjung ketemu. Akhirnya kami menyerah dan dengan rela merogoh kocek untuk menginap di campsite yang dikenakan biaya per orangnya. Di campsite ini disediakan amplop, form dan sebuah kotak yang disebut “Honesty Box”. Kita akan mengisi data diri kita dan memasukannya ke dalam amplop berserta dengan biaya tarif menginap yang dihitung per orang. Terus amplop itu tinggal kita masukkan ke honesty box dan kita sudah boleh menginap.
Perjalanan yang cukup melelahkan pada hari itu membuat kita semua dengan cepat terlelap begitu menyentuh kasur.
Kami tidak bisa meminta lebih ketika kami membuka mata pada pagi hari itu dan melihat pemandangan di luar yang sungguh mempesona. Pemandangan yang tidak kami sadari di malam waktu kami tiba di campsite. Ternyata kami menginap di tepian sebuah danau yang tenang. Beberapa pohon besar berdiri kokoh. Di kejauhan terlihat gunung yang berselimutkan salju putih. Sebuah kapal kecil di tengah danau dan beberapa bebek yang berenang juga turut menyambut pagi. Ahhh.. rasanya kami sanggup untuk duduk-duduk di sini seharian tanpa melakukan apa pun.
Di kaca depan campervan tertempel sebuah amplop yang mengucapkan terima kasih atas kejujuran kami untuk membayar tarif menginap dan karena kami membayar tidak dengan uang pas, di dalam amplop tersebut diisi uang kembalian kami oleh si pemilik campsite.
tempat campsite kami di Queenstown
Pemandangan tepat di depan Campsite
Hampir setiap saat New Zealand selalu memberikan pemandangan-pemandangan indah yang seakan tak kunjung habis. Namun menurut kami, perjalanan dari Queenstown menuju ke Lake Tekapo adalah perjalanan dengan pemandangan terbaik selama kami berada di South Island. Kami melihat beberapa perternakan domba dan deretan perbukitan sambung menyambung dilapisi oleh salju di beberapa bagiannya. Di sini kita berhenti sebentar dan bermain-main di bawah kaki bukit.
mirip kaya di kartun Shaun the Sheep
Selama dalam perjalanan ini kami sangat bergantung pada GPS dan peta. Tidak bisa kami bayangkan kalo kami harus jalan tanpa dua benda tersebut. Navigator kami, Amank dan Vincent, sangat rajin melihat-lihat peta untuk menemukan tempat-tempat yang menarik di sepanjang perjalanan. Di perjalanan dari Queenstown menuju Lindis Valley, Vincent menyarankan supaya kami mengambil shortcut melewati sebuah jalan kecil. Kami sempet ngomel-ngomel sama Vincent karena jalan yang dilewati ternyata adalah jalan berbatu dan terjal. Namun setelah beberapa saat menyetir, kami dikagetkan oleh pemandangan sebuah ngarai. Di bawah terlihat jelas sungai mengalir dengan airnya yang biru seperti crayon saya waktu sd. Kami turun dari campervan dan melompati pagar pembatas (ada tulisan NO TRESPASSING). Sebetulnya kami agak berat hati melakukan hal tersebut tapi kapan lagi coba kita bisa nikmatin pemandangan seperti ini. Seperti kata pepatah bilang “If you obey all the rules, you miss all the fun”. hehehe
Secret place di perjalanan menuju Lindis Valley
Lindis Valley
Lindis Valley
Mt. Cook Alpine Salmon
Makan salmon di Alpine Salmon Farm sudah tentu menjadi agenda penting dalam perjalanan ini. Memang ada beberapa peternakan salmon di sekitar sini. Tetapi makan salmon di Alpine Salmon Farm akan memberikan sesuatu yang berbeda. Perternakan salmon ini adalah perternakan salmon yang paling tinggi yang ada di dunia. Kita dapat membeli daging salmon yang masih segar dan memakannya di tempat. Dari sini kita dapat melihat Mount Cook, gunung tertinggi yang ada di New Zealand. Gunung yang menjulang tinggi berwarna putih karena tertutup oleh salju. Anggun dan indah begitulah kami melihatnya.
fresh sashimi salmon
Peternakan Mt Cook Alpine Salmon (677m above sea level)
Lake Tekapo
Lake Tekapo adalah salah satu danau terbesar yang ada di South Island, New Zealand. Begitu sampai, kami langsung jatuh cinta dengan danau ini. Bagaimana tidak, danau ini mempunyai warna turquoise dan seumur hidup baru kali ini kami melihat danau dengan warna segar sepert ini. Di belakangnya terlihat deretan pegunungan. Di tepi danau terletak sebuah gereja kecil yang bernama The Church of the Good Shepherd. Gereja ini pertama kali dibangun pada tahun 1935. Sebuah gereja tua yang masih berdiri kokoh dan masih digunakan hingga saat ini. Kami makan malam di parkiran depan gereja. Vincent memasak steak yang betul-betul enak rasanya. Thanks mate !!
Lake Tekapo
Church of the Good Shepherd
Lagi-lagi kami kesulitan mencari camping site pada malam itu. Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di bawah sebuah jembatan dekat dengan bantaran sungai. Perlu diketahui, apa yang kami lakukan ini adalah illegal dan kami bisa didenda jika ketahuan oleh polisi setempat. Supaya tidak ketahuan, kami memarkir campervan di dekat semak-semak dan langsung mematikan semua lampu. haha. Suasananya lumayan serem dan mencekam nih.
tempat menginap terakhir di New Zealand (secara illegal)
Last day in New Zealand
Seperti pada pagi di hari-hari sebelumnya, suhu di luar sangat dingin sekali. Embun pagi pun masih berbentuk es dan menempel di dedaunan yang gugur dan rerumputan (kalo diinjek bunyinya kriyuk-kriyuk seperti nginjek kerupuk).
Hari ini, kami harus kembali ke Christchurch dan mengembalikan campervan yang kami sewa. Sebelum campervan dikembalikan, semua septic tank yang menampung air kotor harus dibersihkan. Kami mampir di sebuah dump station. Dump station ini ternyata mempunyai sebuah taman dan kolam yang besar. Banyak pohon-pohon tinggi berdiri kokoh di sekitar kolam, beberapa bebek dan angsa berenang bebas. Kami juga menemukan sebuah rel kereta api yang tampaknya sudah tidak digunakan lagi.
Di dalam perjalanan kami pulang, kami melewati sebuah perternakan babi dan berpoto-poto ria. Babi di sini lucu-lucu dan gendut-gendut.
Sesampainya di Wilderness, kami merasa agak sedih karena harus berpisah dengan campervan kami. Campervan ini sudah menjadi teman perjalanan yang baik, sebuah rumah bagi kami dan sudah membawa kami ke tempat-tempat yang luar biasa. Kami diantarkan oleh seorang staff dari Wilderness menuju ke Christchurch Airport. Di mana kami akan menginap semalam di airport sebelum meneruskan perjalanan pulang keesokan harinya.
Bagi yang hobby nginep di airport ( alias lagi ngirit ), airport di Christchurch merupakan salah satu tempat terbaik untuk bermalam. Tidak seperti airport-airport pada umunya, di sini disediakan hot shower dan bahkan kita bisa menyewa handuk untuk mandi. Sebuah area khusus disediakan untuk para tamu yang menginap. Tempatnya cuma dilantai dan kami pun menggunakan sleeping bag untuk tidur.
Singapura
Perjalanan yang lama kembali harus kami lewati dari Christchurch menuju Singapura. Di Singapura kami menginap di sebuah hostel yang bernama Rucksack Inn yang terletak di kawasan Lavender. Hostelnya bersih dan nyaman. Di sini disediakan komputer dan dapur yang bebas untuk digunakan oleh para tamu. Tak jauh dari hostel juga terletak sebuah food court besar yang berisikan berbagai macam makanan khas singapura.
Home Sweet Home
Kami kembali pulang ke Indonesia. Rasanya udah gak sabar untuk cepet-cepet kembali pulang ke rumah dan tidur di kasur yang biasa kita gunakan. Kami mengucap puji dan syukur atas perlindungan-Nya selama kami berpetualang di South Island, New Zealand.
Hidup di atas empat roda sungguh sangat menyenangkan dan penuh akan kejutan. Kapan lagi kami bisa makan pagi di tepi sungai dengan pemandangan deretan gunung, dilanjutkan dengan makan siang di padang rumput dan makan malam di tepi danau. Esok harinya akan berbeda tergantung dengan selera kita. Pertualangan ini akan selalu membekas di hati kami. New Zealand sudah memberikan begitu banyak pengalaman lebih dari apa yang kami kira. Kami sungguh terpesona oleh keindahan alam yang mana kami kira hanya ada di negeri dongeng. Thank you New Zealand !!
Sampe ketemu di petualangan kami berikutnya ya !!
Thanks for reading. =)
~Haidy~
ckckckckck……tak bs berkata kata…..kerennnnnnnnn
NZ muantappp fen.. nanti kalo ada rencana pergi ke sana, N.S.T siap menemani.
( sekalian ama tiket2nya ya ) =)
ck ck ck ck ck ck ………………………. me wannn me wannntttt!!!
nahhh… bulan madunya ke sana aja rin. Seru rin.. dan sekali lagi N.S.T siap menemani. haha
Thanks a lot guys! I do enjoy reading your story, seeing the pictures, pokoe…lengkap. serasa berada disana bersama kalian. awaiting next exciting stories…keep on traveling, guys and keep on sharing the stories 🙂 love you all.
aahh Marina, thank you so much for your kind words. We want to let you know how much it means to us dan yaa.. we’ll keep on travelling and keep you posted. ^_^
Thanks for sahrnig. Your post is a useful contribution.
Wow! Love those Beautiful pictures, and love Lake Tekapo, Mrs Mac’s, already..hahaha.. The photo of Church of Good Shepherd is AWESOME! Never stop traveling, guys! =)
Thank you Anastasia for you appreciation !! you’ve made our day !!
Hai 🙂
Penasaran ke NZ dengan penerbangan apa? 😀
Hi Alderina,
kita kemaren dari Singapore ke Auckland via Jetst8r,
mestinya dari Auckland ke Christchurch juga via Jetst*r,
tapi karena dicancel jadi kita beli tiket baru dengan penerbangan Air New Zealand
Hai!
Terima kasih ya buat jawabannya… Saya kebetulan memang mau ke NZ dalam beberapa bulan ke depan, sedang dalam masa berburu tiket 🙂
Kalau misalnya sempat, boleh share pengalaman dengan jetst*r ngga? Soalnya aku agak khawatir bakal tidak nyaman dan transfer bagasi atau yang begitu-begitunya repot… Maklum saya newbie :((
menurut pengalaman kita kmrn,
begitu sampai di Auckland (Int. Terminal) kita mesti ambil bagasi dan pindah ke Domestic terminal (jalan kaki sekitar 300m).
jadi bagasi mesti kita yang pindahin sendiri 😦
Your article perfectly shows what I needed to know, tahkns!
awesomeeeeee
kerenn sekaliii, pemandangannya sangat2 bikin ngiler
jadi ngiri liat pada bisa backpackeran gitu di NZ, soalnya suasananya pasti jauh beda drpd ikut tur yg cenderung bosenin, if i were a boy huhu
keep traveling guys 😀 i really enjoy your blog
Helloww Luciana..
kita sering banget ketemu traveller cewe dan bahkan mereka pergi sendirian. Jadi kamu juga bisa kok. =) Nanti dicoba dulu aja dengan destinasi yang deket-deket.
iyaa.. NZ pemandangannya kerenn banget dan bikin kita pengen buat travelling ke sana lagi. Bikin kangen pokoknya.
Thank you Luciana for your appreciation ! ^^
Envy to the death
Kereeen bgt…NZ tuh emg one of the best scenery in dworld yah,,,,,ak jd pgn trav ksna,,klo jd backpakers menengah gni qra2 budget ny brp ya??
setuju dengan kamu…… new zealand emang amazing… tidak ke rotorua kah? hot springnya bagus…..
hai fenny,
karena singkatnya waktu perjalanan kami di sana,
dan rotorua itu di north island,
jadi kita ga sempet kesana 😦
wah, seru sekali pengalaman kalian ya. pemandangannya bagus-bagus dan kisah kalian seru jg. padahal, saya ‘gak sengaja nemu blog ini karena mo cari gambar domba untuk ‘ngajar. hmm…jadi pengen ke sana…:-)
amin, semoga terwujud 🙂
Gambar dombanya ada nih tapi kecil kecil. Kebetulan yang domba nya lagi poto close up tidak kami post ^^
Hi Mas, kami minat mengikuti jejak mas2 yg keren bgt ini nih.. rencananya winter ini kami jalan ke Christchurch dari Brisbane.. Mau tanya beberapa hal boleh ya mas 🙂 Untuk sewa campervan, 5 hari habis berapa mas? apakah harus deposit sejumlah uang ke penyewanya? trus untuk SIM, bisa pake SIM indo kah? soalnya ga ada yang pegang SIM internasional :s
Thanks sebelumnya atas jawabannya Mas 🙂
Hai Rizqika, untuk pertanyaan & jawabannya sudah ada kami post di :
https://neverstoptravelling.com/2011/12/22/once-upon-a-time-in-new-zealand-a-land-of-inspiring-landscapes/
semoga terwujud ya
Pingback: With or Without Campervan? | 3teddies2bears
Hi,
Tq 4 sharing, jd terinspirasi. Mau Nanya nih, kita akan berangkat ber 9 (3 keluarga ) tapiiiiii kita bawa anak 4 tahun ( 3 anak ) 😊. Apa enak bw anak pake campervan? Dan gw LG worry dengan makanan buat mrk. Pls advice. Tq so much
halo merih,
wah susah juga jawabnya,
kembali lagi tergantung ama anaknya gimana, suka jalan2 gak?
waktu itu sih kita ada aja liat bule bawa anak2 mereka trip naik campervan.
makanan saya rasa di NZ banyak pilihan, di supermarket bisa belanja makanan apa aja yg instan2.
~amank~
Ok ok tq ya for reply, I really appreciate. Never stop traveling guys.
Keren banget perjalanan kalian ke new zealand. pasti ngga terlupakan yah ! ^^
halo masbro sekalian, itu perginya bulan berapa ya? jalanannya licin gak untuk nyetir? trus snow chainnya kepake gak?
hi Supriyanto,
kita akhir Agustus, jalannya ga licin kok, kita dipinjemin snow chain tapi ga kepake 🙂
~amank~
Aaaaaak… Jadi pengen ke South Island… Kereeen….
Hi Amank & Haidy, saya mau nanya dikit mengenai campervan… pada saat kita nginep di free camping ground, otomatis ga ada powered site kan? apakah baterainya kuat untuk semua barang yang ada didalam campervan? dalam hal ini kulkas, microwave, dll.. secara kita juga harus nyalain heater karena travelling di musim dingin.. Apakah baterainya cukup mumpuni?
Thanks before 🙂
Hi Dewi,
kita kemaren ga ada masalah kok dan kalo ga salah inget di campervan ada meternya yang bisa menunjukan batas kemampuan pemakaian battery.
– Haidy –
Hi Amank & Haidy, aku lagi 😀
Btw aku mau nanya lagi, kalo penggunaan campervan, misal kita tiba di 1 tujuan, parkirnya susah nggak ya? Contoh aja misalnya pas di queenstown, kita berhenti di 1 spot di dalam kota, katakanlah the mall, kita kudu nyari carpark dulu, atau bs parkir di pinggir jalan?
Gimana sistem parkir di NZ sebenernya? masih blank soal itu 😀
thanks again 🙂
hi Dewi,
kemaren kita pas di Queenstown kita parkirnya di tepi jalan, mungkin karena malem.
ato bisa parkir di depan Toko yang rada gedean.
~amank~
Hi Dewi,
Dipinggir jalan juga bisa parkir asal ada rambu-rambunya yang menyatakan demikian. Tp nanti mohon dibaca dengan teliti ya soalnya ada beberapa tempat yang hanya membolehkan kita parkir tidak lebih dari waktu yang ditentukan. Tapi secara keseluruhan kita tidak mengalami masalah apa2 ttg parkir selama di NZ. =)
Hi..tumpang tanya…saya bercadang utk travel ke new zealand next year…bercadang utk sewa motorhomes capacity 6 org…ada beberapa soalan sblm nak buat booking…
1) Motorhomes ini adakah susah/senang utk drive? Minta pandangan rakan rakan forum…
2) Adakah motorhomes ini dibenarkan masuk city? Dan ada tak apa apa restriction?
3) Dia ada tak parking lot kat kwsan bandar? (Kalau dibenarkan)
Maaf kalau soalan dia ni tdk berapa cerdik…saya cuma agak risau dgn cara pengendalian motorhomes in nanti…takut dia besar dan susah nak drive…minta bantuan/nasihat disini yg pernah bawa/guna service motorhomes….
terima kasih
Hi Zara,
untuk mejawab pertanyaannya :
1. Yang pasti agak sedikit lebih susah karena body mobilnya besar. Tp menurut saya pribadi ini bukan masalah besar kok. Cuma perlu beberapa saat untuk bisa beradaptasi.
2. Kami tidak ada melihat rambu-rambu yang menyatakan bahwa campervan tidak diperbolehkan untuk masuk ke kota. Tapi mungkin bisa ditanyakan lagi ke tempat anda menyewa campervannya ya.
3. Kami kemaren parkir tidak ada masalah juga. Kami parkir campervan di tempat parkir mobil biasa selama tempatnya cukup dan tidak menganggu pengguna jalan yang lain. =)
Have fun Zara !!
Woww,.my dream destination..mw nanya di airport emang uda ada persewaan campervan? biayanya berapa ya? Kalo gak keberatan mau donk share budget backpackeran ke NZ nya via email jg boleh
ccoeb05@gmail.com
Thx ya Ammank & Heidy Salam kenal
hi mbabito,
Karena perjalanan kami udah berapa tahun yang lalu coba cek langsung ke website resmi wilderness nya. Penyewaan di airport dan simulasi biaya sewa bisa juga ada disana.
~amank~
thanks for sharing
alamak ga tahan liat landscapenya bang, mata saya langsng laper liatnya,tujuan utama keluar indonesia jepang sama NZ, pengen bnget kesana, liat tiket pesawat ke NZ mahal banget, skrng katanya ke NZ harus pake visa ya bang ? kalo tiket dari jkt ke Nz ada ga bang ?
Hai haidy!slm knal..bgys bgt blogmu nu,jd smakin ga sbr mghitung hari mau kesana.i’m really live ur backpacker style.btw mau tnya,kl nginap d campsite gratis kn ga ada power source,apa ckup cuman pkai portable heater?kmarin campervan kalian pake heating system gimana ya?ada tips buat rental campervan g?tq!
*bgus*mu*love*…sory td salah ketik.hihi
hello,
thank u !!! kemaren cukup aja kok pake heater yg ada di campervannya. Tp nanti coba diperhatikan meteran listriknya ya.
tips nya ya ? erm.. sit back, relax and enjoy the journey. haha.
waahhhh ngabibitaaaa huhuhuhu. semoga tahun depan kejadian nih
eniwei saya ingin nanya beberapa hal nih :
1. apakah selama perjalanan kalian beneran tidur di van b3? atau sempat tidur di hotel? cukup nyamankah? saya berencana ingin menggunakan van bersama suami dan anak umur 7 tahun. kira2 cukup aman dan nyaman? yaaa at least bisa nyenyak lah
2. apabila tidur di van, untuk bab *maap* kalian berhenti dimana? karena kesepakatan untuk gak lakukan hal tsb di dalam van kan ya?
3. saya tu berencana 2 minggu di nz, dan inginnya turun di auckland dulu, untuk sewa van sebaiknya di 1 pulau sajakah? lalu antar pulau misal sy di auckland dan north island seminggu lalu saya ke south island dan queenstwon seminggu lg, antar pulau sebaiknya naik pesawat, train atau jalan aja pake van? *sepertinya cape banget ya klo nyetir terus*
terima kasihhhh
hi Silvia,
1. selama perjalanan kita menginap di campervan, hari pertama saja di hostel karena kita belum ambil campervannya dan hari terakhir campervan dah dibalikin jadi kita nginap di airport. Cukup nyaman karena campervan ada penghangat udara juga.
2. Untuk pup bisa di campervan kalo kebelet, kalo ketemu pom bensin ato taman yang ada toiletnya bisa pup disana.
3. Kalo kuat nyetir, dia ada kapal veri penyebrangan dari north ke south, jadi tetap bisa bawa mobil. Saya belum pernah juga ke north bu jadi belum tau medannya. kalo tidak kuat nyetir bisa drop north dan south nya terpisah saja.
semoga bisa membantu,
amank
Hi Amank/Haidy,
1st of all, great infos regarding your NZ trip. Kebetulan, kita nemu video kalian yg di featured di website Wilderness, dan excited banget nemu orang Indonesia yg hire di mereka krn kita juga rencana mau hire di Wilderness. Anyway, let me ask these few questions, mainly pertaining the Wilderness’ Motorhome:
1. Did you guys take their all-in insurance cover? atau kalau engga, apa kalian pakai 3rd party vehicle insurance selama di sana, or none at all?
In case kalian ngga pake insurance, apakah di sana ribet administrasi dan pengecekannya pada saat drop off?
2. Dibandingkan nyetir di Indonesia, apakah nyetir di sana berasa lebih susah apalagi dgn body mobil sebesar itu? SIM A (dgn translations) di sana laku ngga? atau harus ngurus SIM Internasional? kalau dengan translations, apakah translationsnya diurus dari Indonesia?
3. Info dari tim WIlderness sih mmg bilang kalo motorhomenya cukup kuat menahan hawa dingin dan bisa tetep hangat di dalam. Kalau menurut kalian gmn? masih berasa dingin banget di dalem atau bearable? heater nyala sepanjang malam?
4. Saya baca kalian ke sana akhir Agustus, berarti almost spring ya? apakah perlu book2 untuk kegiatan yang akan dilakukan di sana? eg. cruise tour di Milford Sound? Apakah di sana akan ada orang-orang yang menawarkan jasa tour atau harus di plan bbrp hari sebelumnya?
Thanks a lot guys
Hi zied,
1. Kemaren kita pake all-in insurance buat jaga2 mana tau amit2 mobilnya kenapa2.
2. Untuk mobil besar paling hanya butuh beberapa menit penyesuaian apalagi sekarang mobilnya udah pake matic pasti lebih gampang.
Kemaren itu kita cuman translate Sim A nya di ms.word ketik sendiri seadanya dan tidak ada masalah.
3. Kalo untuk tidur kita nyalain heaternya (bahan bakar gasnya), kalo pas jalan kadang di idupin kadang kita buka kaca biar berasa hawa new zealandnya hahaa.
4. Kegiatannya udah di plan, tapi untuk tiket semacam itu kita bisa langsung on the spot.
Semoga bisa membantu