Once upon a time in India (day 8)

Pagi hari di India memberikan suasana yang berbeda dari biasanya. Jalan-jalan yang biasanya tampak macet dengan hingar bingar klapson dan bunyi knalpot tampak sunyi. Saya menatap keluar dan memperhatikan jalanan kosong itu untuk sejenak. Tak terasa ini adalah hari terakhir kami di India. Kami akan berangkat menuju ke Kolkata tempat persinggahan terakhir kami sebelum meneruskan penerbangan selanjutnya ke Kuala Lumpur.

7. KOLKATA – Last day

Sarapan di airport memang tidak terlalu mengenakkan. Semuanya serba mahal dan ukurannya pun serba kecil. Sangat tidak cocok dengan kami yang mengutamakan harga yang murah namun porsi kuli (banyak). Penerbangan kami berikutnya dijadwalkan pada pukul 4.30 sore hari yang berarti kami masih mempunyai waktu selama kurang lebih 6 jam untuk berjalan-jalan di Kolkata. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat penitipan tas. Setelah cukup lama berkeliling di area airport, kami masih belum dapat menemukan tempat tersebut. Kami pun lantas bertanya kepada seorang petugas bandara yang memberitahukan kepada kami bahwa tempat tersebut sedang mengalami renovasi, yang artinya kami akan membawa semua barang kami selama perjalanan di Kolkata. Kami berencana untuk mengunjungi Victoria Memorial Hall dengan menggunakan bis. Petugas bandara itu sangat baik. Dia memberitahukan bis mana yang harus kami ambil dan menasehati kami supaya kembali ke airport paling tidak sejam sebelum jadwal penerbangan. Kami cukup merogoh kocek senilai 40rupee (Rp. 4.300,-) /orang untuk harga karcis bis tersebut.

Kami turun di perhentian bis yang terakhir dan melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki. Membawa tas-tas yang berat selama berjalan kaki sangat melelahkan. Beberapa kali kami duduk beristirahat di lapangan rumput yang luas dan memperhatikan beberapa orang yang sedang asik bermain cricket. Di sini alat transportasi Tram masih digunakan. Sesampainya di Victoria Hall, kami sudah sangat kelelahan. Kami meletakkan barang bawaan kami di sebuah kursi dan kami bergantian untuk menjaga barang-barang tersebut.

Victoria Hall adalah sebuah bangunan bersejarah bagi masyarakat India. Bangunan yang besar dan megah ini didedikasikan untuk Queen Victoria, UK. Peletakkan batu pertama dilakukan pada tahun 1906. Di sekeliling bangunan terdapat taman-taman yang cantik dan bersih. Segala sesuatunya tampak sangat terawat. Sebuah sungai membentang di tengah-tengah taman. Duduk dan tidak melakukan apa-apa pun sudah cukup membuat saya bahagia di sini.

Victoria Memorial Hall tampak depan

Victoria Memorial Hall tampak belakang

Tak terasa waktu sudah lewat begitu cepat. Dengan tergesa-gesa kami mencari taksi untuk mengantarkan kami ke airport. Seperti biasa jalanan sangat macet. Jalanan yang dibikin hanya untuk tiga jalur mobil berubah menjadi 6 jalur. Jantung kami berdegup keras meingat bahwa pesawat kami akan berangkat dalam waktu 45 menit dan yang bikin tambah jantungan adalah setiap kali mobil berhenti di lampu merah atau gara-gara macet, si supir selau mematikan mesin mobilnya. Maksudnya sih biar ngirit bahan bakar tapi kan bisa ruwet masalahnya kalo tiba-tiba mobil tua itu gak bisa distarter lagi. Saya pun bertanya kepada supir taksi apakah dia sanggup untuk membawa kami sampai ke airport dalam waktu sesingkat itu. Dia menjawab dengan sangat minimalis, β€œ okay β€œ disertai dengan gelengan khas Indianya. Sebuah jawaban yang justru bikin jantung saya tambah deg-degan.

Kami sampai di airport hanya beberapa menit sebelum jadwal penerbangan. Semua pertugas airport menyambut kami dengan muka cemberut. Mungkin penerbangan kami adalah penerbangan yang terakhir untuk hari itu. Airport terlihat sepi karena semua penumpang sudah berada di boarding area. Mesin x-ray yang sudah dimatikan pun terpaksa dinyalakan kembali. Beberapa petugas juga memarahi kami dan kami hanya bisa meminta maaf sambil mengatupkan tangan kami di dada. Di pesawat, saya duduk dengan kondisi masih gemeteran mengingat bahwa kami bisa saja ketinggalan pesawat dan harus mengatur ulang jadwal kepulangan.

Dari pesawat saya menoleh keluar jendela. Pemandangan terlihat sama seperti yang saya lihat waktu pesawat membawa kami datang 7 hari yang lalu. Rumah-rumah yang terlihat setengah jadi, beberapa kawasan kumuh dan macetnya lalu lintas terlihat dari atas. Namun kali ini saya melihatnya dengan perasaan yang berbeda. Sebuah perasaan penuh syukur bahwa saya telah diijinkan untuk berpetualang di sebuah negara yang begitu mengagumkan dan semua pengalaman terasa begitu mendalam di hati kami. Saya terus melihat keluar jendela sampai daratan itu lama-lama hilang digantikan oleh awan dan langit senja.

Jam 11 malam kami tiba di LCCT Airport, Kuala Lumpur. Kami makan malam di restaurant yang sama dan dengan menu yang sama seperti hari pertama pertualangan kami. Tak terasa liburan ini akan segera berakhir. Besok pagi kami akan berangkat kembali pulang ke Indonesia. Kami menggosok gigi di toilet umum dan memilih untuk tidur dengan sleeping bag di daerah departure area. Malam itu kami berdoa dan mengucap syukur atas perlindungan-Nya. Sebuah liburan yang sangat mengesankan dan akan selalu kami ingat dalam beberapa waktu ke depan.

Well guys, thank you banyak yah buat yang udah meluangkan waktunya untuk membaca blog ini. Semoga catatan sederhana ini bisa membantu dan menginspirasi kita semua untuk memulai travelling dengan cara apapun itu.
Cheers !

-HAIDY-

UNTOLD story : Amank

setelah berpetualang di India selama 8 hari, akhirnya kami bertemu dengan satu-satunya orang Indonesia yang tinggal di India. Kejadiannya sangat tidak terduga ketika dia mendengar kami sedang berbincang dengan bahasa Indonesia. Bapak tersebut bekerja di ONGC (pertaminanya India), dalam hati wah hebat juga ada orang Indonesia kerja di luar negeri nggak cuman jadi pembantu rumah tangga.

Extra view : Amank

pramugarinya senyam-senyum waktu kami order makanan ini πŸ˜€
demi menghemat biaya, kami tidur di bandara LCCT Kuala Lumpur πŸ˜€

Rincian pengeluaran day 8 :
1. Sarapan Airport Jaipur : Rp. 19.350
2. Sarapan Airport Kalkuta : 15.050
3. Bis ke City Hall : Rp. 8.600
4. Tiket Masuk Victoria Memorial Hall : Rp. 64.500
5. Taxi Victoria Memorial Hall – Kolkata Airport : Rp. 66.650
6. Makan sore (air Asia) : Rp. 63.157
7. Makan Malam di Airport LCCT : Rp. 65.741
Total : Rp. 303.048